Review jujur Burger Bangor artis Denny Sumargo – Homemade roti bunnya lembut, patty burgernya besar, tekstur dagingnya juicy, dengan rasa gurih manis pas, ditambah keju yang meleleh sempurna. Burger Bangor, adalah juaranya lokal burget! Top.
Tumben – tumben saya menemukan makanan yang membuat lidah dan hati saya jatuh hati. Biasanya, sangat jarang lho saya mendapatkan makanan yang pas dengan selera lidah saya. Apakah saya cerewet soal makanan? Bisa jadi! Saya gak mau munafik.
Sebagai catatan, tiap kali mencicipi makanan baru, saya suka mencari ‘ciri khas’ yang menonjol dari makanan tersebut, entah itu bumbu, tekstur atau rasa. Sehingga bisa meninggalkan jejak indah yang membedakannya dengan yang lain.
Sudah lama kami gak jajan burger di luar. Semisal pengen burger atau sandwich, biasanya suka bikin sendiri. Toh bikinnya gampang dan gak lama. Soal isian, tergantung isi dompet dan apa yang ada di kulkas. So far so good, anak dan suami kagak ada yang complain. Suka aja kalau dibikinin sesuatu.
Ceritanya, sepulang dari rumah mertua, ndilalah kok pengen burger. Saya langsung inisiatif, gimana kalau makan Burger Bangor, sekalian pengen review, enak apa kagak. Lumayan, bisa buat konten blog. Hahahaha, tetep blognya diutamain yak!
Soal milik artis mah, gak ngaruh bagi saya pribadi. Karena aslinya saya bukan tipikal orang yang suka ngikutin trend. Beli ya beli aja. Enak ya bilang enak, nggak enak, ya bilang bukan selera saya. Bukankah rasa itu soal selera. Enaknya kamu, bisa jadi gak enak di lidah saya.
Sek… bersyukur dulu.
Mencari hidden gem dalam makanan
Biasanya, sebelum pergi ke suatu tempat, kami suka mencari tahu dulu review melalui Google. Bagaimana hasil review orang – orang dan bagaimana Owner mananggapi complain. Ini penting, biar kami gak kecewa.
Semisal, saat kami jajan di Warung Roti Canai Bu Nana, di situ baik roti canai, martabak dan teh tariknya khas sekali. Selain mengulasnya di google bisnis mereka, saya juga menulisnya di blog, sebagai bentuk apreasi, terhadap penjualnya. Siapa tahu, langkah kecil yang saya lakukan, bisa mensupport mereka untuk tetap survive.
Pun, begitu saat kami pertama kali mencicipi Gogo Fried Chicken, saya juga menulisnya, karena memang benar – benar enak. Bumbu rempah ayamnya meresap. Rasanya senang sekali menemukan makanan lokal dengan rasa istimewa.
Namun, jika rasanya B saja dan tidak menemukan ‘keunikan’ maupun hal ‘spesial’ ya gak saya tulis.
Lanjut ke Burger Bangor, herannya semalam saya gak mencari terlebih dahulu, bablas saja langsung pulang ke Jimbaran, dan mencari Burger Bangor terdekat dengan tempat kami. Akhirnya suami berhenti di Burger Bangor Kedonganan.
Mungkin sudah rezeki di sana kali ya, hehehhe.
Review jujur Burger Bangor artis Denny Sumargo
Burgen Bangor, berlokasi di food court kedonganan, tepatnya di jalan Toyaning Kedonganan. Di situ berderet outlet makanan. Dari depan ada Burger Bangor dengan foto Denny Sumargo yang berdiri sebagai ikonnya. Kemudian ada Chinese food, lalapan, makanan vegetarian, Sushi dll.
Meskipun Vibe food courtnya bisa dibilang nyaman dengan design bunga – bunga plastik yang tergantung indah di atasnya. Malam itu tampak lengang. Barulah setelah saya datang, ada beberapa pengunjung yang datang membeli.
Menu Burger Bangor dipampang besar di dinding outlet. Menu burgernya banyak. Namanya lucu – lucu. Burger Bangor Jelata, Burger Bangor Juragan, Burger Bangor Ningrat dan yang paling mahal, Burger Bangor Sultan. Ada yang pake cheese [keju] ada juga yang nggak. Harganya mulai dari 15 ribuan sampai 45 ribuan. Paketan juga ada. Kamu bisa memilih sesuai budget.
Serempak, mata saya dan anak menyisir menu, kemudian tertuju pada Burger Bangor Ningrat Cheese. Kata homamede bun dan homemade patty, semakin membuat saya tertarik. Well, jadi pengen mencicipi
harganya sekitar IDR 35.000/pcs. Tapi kami gak makan di situ, melainkan kami bawa pulang.
Berbeda dengan burger yang kami pernah nikmati sebelumnya. Burger Bangor memiliki aroma khas, seperti aroma daging yang dicampur dengan aroma bawang bombai. Enak! Sesampainya di rumah, kami langsung menyantapnya.
Voila! Pertama kali saat menggigit Burger Bangor, lidah saya sudah berdecak senang dengan parpaduan lembut roti dan daging yang juicy, bumbunya juga pas. Membuat saya pengen nari, saking enaknya. Yes, ini memang di luar ekspektasi. Rasanya lezat dan menggugah selera.
Saya lihat anak dan suami juga suka. Jadi pilihan kali ini gak salah, dan salut buat Denny Sumargo, resepnya gak kaleng – kaleng tuh.
Setelah selesai makan, baru kami melihat review Burger Bangor di outlet tersebut. Eh busyet, kok ada beberapa bintang satu, malah ada komentar yang terkesan mengada – ada. Masak butuh waktu 2 jam untuk membuat burger! Alamak! Padahal semalam semuanya fine – fine aja tuh. Servisnya juga gercep dan pesanannya gak pake lama.
In the end, thank you Allah for everything we had today, dan bila kamu mencari inspirasi menu masakan low budget sehari hari – hari bisa klik di sini.