Oseng daun pepaya tidak sepahit ujian hidup – meskipun oseng daun pepaya ini pahit dan masih menempel di liidah. Tapi, ini bagus untuk membantu memperlancar pencernaan dan proses detoksifikasi.
Sadar gak sih, terkadang, kita suka menghindari makanan pahit. Maunya makanan yang manis, gurih dan enak di lidah.
Sama dengan hidup, kita maunya hidup secara bergelimang kenyamanan dan dijauhkan dengan kepahitan hidup.
Realitanya, apa yang kita inginkan, cenderung berbanding terbalik. Ujian dan kepahitan hidup sering hadir tanpa kita minta.
Meski hal tersebut tidak mengenakkan, tapi itu bagus untuk menempa diri kita menjadi lebih kuat dan tegar dalam mengarungi permasalahan hidup.
Dari orok, kita sebenarnya sudah belajar tentang “kesakitan” mulai tengkurap, duduk, merangkak, kemudian berjalan.
Andai semua orang selalu diberi ujian “kenyamanan” mungkin kita tidak pernah tahu bagaimana rasanya berjuang dan bertahan.Mungkin kita tidak pernah rasanya kelaparan dan perasaan tak nyaman lainnya. Parahnya, mungkin sebagian besar kita akan kehilangan rasa empati dan yang lebih mengerikan, kita menjadi malas berusaha, karena semua dimudahkan.
Lanjut ke oseng daun pepaya
Jujur saja, ini adalah pertama kalinya aku membuat oseng daun pepaya. Gara – gara teracuni oleh kata – kata penjual sayur keliling.
Well, rasanya seperti minum berbotol – botol sirup antibiotik, pahit [ha ha]. Meski begitu, tetap aku makan, karena tekstur daun pepayanya lembut, ada gurih, segar dari tomat dan pedas dari cabe.
Sebenarnya jika digabungkan semua rasa jadinya enak, yah meskipun ada pahit – pahitnya [ha ha]
Daun Pepaya si pahit yang kaya manfaat
Pare juga memiliki rasa pahit, dan ketika diolah menjadi oseng pare, tidak meninggalkan jejak pahit di lidah dan tenggorokan sekuat daun pepaya.
Entah, akunya yang masih belum paham mengolah daun pepaya atau memang rasanya memang pahit begitu adanya.
Makanya aku takjud saat melihat mukbang daun pepaya dan pare mentah. Kuat mereka yah. Sepertyinya saya harus belajar tuh, gimana handle rasa pahitnya.
Karena…
Aku ingat, Mama, dan Simbah tidak pernah mengolah daun pepaya untuk menjadi masakan. Melainkan menggunakan daun pepaya untuk membungkus daging, supaya empuk. Setelah sekian lama, aku baru tahu, ternyata daun pepaya mengandung enzim papain yang dapat melunakkan daging secara alami.
Seperti yang telah aku sebutkan di atas. Dibalik rasa pahit daun pepaya, mengkonsumsi makanan pahit dapat merangsang air liur dan meningkatkan produksi enzim di pencernaan.
Enzim tersebut membantu memecah karbohidrat, protein, dan lemak sehingga membuat proses pencernaan menjadi lebih efisien dan kabar baiknya bisa membantu menyehatkan usus.
Manfaat lain dari daun pepaya ini di antaranya adalah; mencegah dan mengatasi kembung, mengatasi sembelit, mengontrol gula darah dan tekanan darah serta mengatasi DBD.
Wow, luar biasa bukan khasiatnya?
Apa kamu masih mau menyingkirkan daun pepaya dari hidupmu? Padahal nih, mengolah daun pepaya dan membuatnya menjadi oseng daun pepaya tidak sepahit ujian hidup.
Resep oseng daun pepaya tidak sepahit ujian hidup
Bahan
1 ikat daun pepaya
Minyak untuk menumis
Gula
Garam
penyedap
Bumbu iris
3 bawang merah
2 bawang putih
8 cabe utuh
1 iris lengkuas
Cara membuat
Didihkan air, rebus 1 ikan daun pepaya, beri 1 sdt garam. Rebus sekitar 7 menit. Selanjutnya tiriskan.
Agar warnanya tetap hijau cantik, sebaiknya kamu guyur dengan air es atau air dingin langsung. Peras dan potong – potong.
Selanjutnya, tumis bumbu iris sampai harum, kemudian masukkan berturut – turut garam, gula dan penyedap. Aduk rata. Kemudian masukkan rebusan daun pepaya, campur rata dan masak beberapa saat. Angkat dan sajikan.
Videonya di sini.
Kamu berani nyoba gak?
Salam cinta dari Bali