Sudah lama saya tidak menikmati sunrise, dan Pantai Matahari Terbit adalah tempat yang paling bagus untuk dikunjungi.
Ketika ada kesempatan, saya tak rela menyia – nyiakannya. Dari tempat kami, perjalanan ke Sanur ditempuh sekitar 45 menit.
Setelah subuh kami langsung berkemas supaya tidak ketinggalan melihat sunrise. Hari masih gelap, kendaraan masih sepi di jalan membuat perjalanan lebih nyaman.
Sesampainya di pantai, kami hanya dikenakan biaya masuk kendaraan. Untuk mobil biaya masuknya 5000 Rupiah/ 3 jam, selanjutnya dikenakan biaya 1000/jam.
Sedangkan motor dikenakaan biaya 2000/3 jam, dan dikenakan biaya yang sama dengan mobil untuk penambahhan waktu.
Di pantai terlihat orang – orang yang mulai mengambil tempat untuk berburu sunrise.
Sambil menunggu keluarnya warna jingga di ufuk timur, saya menata batu – batu karang yang berceceran di tepi Pantai Matahari Terbit Sanur. Ini memang menjadi kebiasaan menyenangkan untuk relaksasi dan melatih fokus.
Tak berselang lama sang raja surya dengan warna keemasan dengan gagahnya muncul menyapa, membawa kesan dramatis. Menghadirkan gelombang kebahagiaan dan rasa syukur yang meletup – letup memenuhi rongga jiwa.
Mulut tak henti berdecak kagum mengagumi ciptaan Sang Khalik.
Setelah puas menatap matahari, selanjutnya kami berjalan – jalan menyusuri tepi pantai bertelanjang kaki sampai di depan Museum La Mayeur.
Geliat aktivitas mulai terasa. Warung – warung yang berjejer di tepi pantai sudah buka, pantai mulai ramai. Ada yang berolah raga pagi menyusuri pantai sambil membawa anjing, dan naik sepeda menyusuri trotoar maupun hanya sekedar duduk – duduk di atas hamparan pasir putih sambil memandang laut.
Pun begitu dengan aktifitas penyeberangan menuju ke Lembongan sudah mulai ramai. dipadati oleh orang – orang yang menunggu boat berangkat.
Sementara di pantai, ada segerombolan anak yang berenang, sebagian lagi berlarian di tepi pantai.
Pantai Matahari terbit yang bersebelahan dengan pantai Sanur memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal. Tiap minggu dan hari – hari libur kedua pantai ini riuh dipadati pengunjung.
Air lautnya tenang dan cenderung tidak berombak sehingga nyaman digunakan untuk berenang maupun bermain kano.
Ketika perut berontak kelaparan kami membeli nasi jenggo dan memakannya sambil melihat pemandangan laut.
Kamu mau liburan? Padahal aslinya saya pengen banget makan Lumpia khas pantai Sanur. Dibandingkan dengan lumpia di pantai Canggu dan Kuta. Bumbu lumpia Pantai Sanur lebih mlekok dan terasa lebih enak.
Kamu mau liburan? Ke Bali aja.
See you in Bali.