The savory of Indonesia Gatot jajanan ndeso yang ngangenin #2 – Kenyal- kenyil gatot, dengan taburan kelapa parut nan gurih, selalu membuat saya kangen.
Minggu lalu, saya pulang ke Jember, ini adalah kesempatan bagi saya untuk mencicipi jajanan ndeso, gatot! Kata kakak ipar, saat ini, agak susah mencari gatot, di pasar. Ntah karena sepi peminat, atau memang kalah dengan makanan kekinian.
Alhamdulillah, saat kami mencari ada penjual gatot. Seporsi, harganya 2000 perak! Isinya lumayan banget, buat sarapan. Ini seperti membawa kembali memori masa kecil, di mana keluarga kami masih lengkap, ada Abah, Mamah, Mbah Putri dan Mbah Kakung.
Saya menikmati gatot dengan suka cita. Beribu syukur saya ucapkan, saya masih bisa mencicipi the savory of Indonesia gatot jajanan sederhana ini.
Bagaimana dengan kamu, apakah kamu menyukai gatot? Apakah di daerah kamu masih bisa menemukan gatot? Saya berdoa, semoga makanan jadul ini masih ada dan tidak tergusur oleh makanan modern.
Proses pembuatan gatot, jajanan ndeso yang ngangenin
Padahal, menilik dari bentuk maupun dari segi warna yang coklat kehitaman, tidaklah begitu menarik mata. Herannya, kenapa makanan hasil fermentasi singkong ini, telah membuat saya jatuh hati? Hahahahaha saya memang agak lain.
Proses pembuatan gatot ini memang cukup rumit. Menurut saudara jauh saya, pertama – tama, singkong dikupas, kemudian dijemur di tengah terik matahari dan hujan. Jika singkongnya sudah berwarna hitam, proses selanjutnya adalah memotongnya menjadi bagian kecil – kecil, lalu disimpan, dalam jangka waktu lama. Ini baru namanya Gaplek.
Sebelum memasak gatot, gaplek direndam dulu semalaman. Kebersihan dalam proses perendaman ini haruskah dijaga betul, baik gaplek, air maupun peralatannya, agar gaplek tidak tumbuh jamur. Setelah itu dikukus sekitar 30 menit, sambil diperciki air garam supaya gurih. Kemudian disajikan dengan parutan kelapa maupun koya.
Sejarah gatot
Gatot, adalah penganan dari Jawa, dan populer di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, khusunya daerah Gunung Kidul – Yogyakarta yang notabene penghasil singkong.
Saat masa pendudukan Jepang, sekitar tahun 1932 -1942, Di mana mereka mengambil semua bahan pangan, dan memaksa rakyat menjadi pekerja romusha, membuat lahan – lahan pertanian banyak yang terbengkalai. Beras menjadi barang langka dan harganyapun melambung tinggi.
Krisis panganpun terjadi. Untuk memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup, maka masyarakat mengolah ubi kayu menjadi gatot, kemudian menjadikannya sebagai sumber makanan pokok mereka. Terlebih di daerah Gunung Kidul yang kondisi alamnya tandus dan kering.
Di daerah tersebut, singkong dan gatot adalah sumber penghidupan, menggantikan nasi sebagai bahan pokok.
Nama gatot sendiri, singkatan dari gagal total, karena gatot adalah sisa bahan tiwul yang tidak berproses.
Gatot mengandung karbohidrat yang lebih rendah daripada nasi, dan mengandung prebiotic yang bisa menumbuhkan bakteri sehat di usus.
Setelah tahu ini, saya jadi makin cinta dengan gatot, sayang banget saya belum bisa membuatnya sendiri di rumah.
Dibalik bentuknya yang sederhana, dan keberadaannya mulai terpinggirkan, kita bisa memetik hikmah dari jajanan gatot, sebagai sumber kreatifitas, kecerdikan, ketahanan, ketabahan serta pengharapan bagaimana bertahan hidup.
Nah selanjutnya buat kamu yang mencari inspirasi masakan low budget sehari hari, tak ada salahnya berkunjung ke kanal youtube dapur sukabeda.