Resep sayur lodeh jelajah Nusantara melalui masakan part 3 – Hidangan tradisional berasal dari Jawa, memiliki rasa gurih nan lezat dan menghangatkan hati. Rasa santannya berpadu sempurna dengan bumbu rempah dan sayuran di dalamnya.
Di Jawa, kami menyebut sayur lodeh sebagai ‘jangan lodeh’, merupakan menu sehari – hari yang digemari setelah sayur bening.
Sayur lodeh memiliki variasi bumbu, tergantung selera pembuatnya. Kadang santannya ada yang berwarna putih, ini berarti tidak memakai bumbu kunyit. Kuah santan yang berwarna kekuningan, ada tambahan bumbu kunyit, sedangkan kuah santan yang berwarna kuning kemerahan, berarti ada tambahan kunyit dan cabe besar.
Adapun bahan – bahan sayur lodeh, di sini saya menulis resep berdasarkan pengalaman saat di kampung, di mana Simbah menggunakan bahan – bahan yang ia beli di pasar. Kadang kacang panjang, terong ungu, labu siam, waluh, kluwih, daun melinjo muda, nangka muda, tempe, tahu, pindang dan lain – lain. Ibaratnya, terserah lo deh, hehehe.
Saat berada di kampung, dua hidangan tradisional itu memang tiap hari mewarnai menu rumahan kami. Saat Yu Ngatini dan Simbah membuat jangan lodeh, bisa sewajan besar membuatnya. Terus bagi – bagi sama tetangga kiri kanan. Anehnya, semakin diangetin, semakin sedaplah rasanya, meski berlauk tempe dan tahu goreng. Kenangan indah yang tak mungkin saya dapatkan di Bali.
Sejarah sayur lodeh
Sayur lodeh berasal dari Jawa Tengah, tepatnya Yogyakarta. Akan tetapi, sejarah sayur lodeh agak kompleks.
Ada beberapa versi yang saya temukan, saat mencarinya di google. Konon, sayur lodeh ada sekitar abad ke -10, saat Gunung Merapi meletus sekitar tahun 1006. Mereka menggunakan 7 bahan untuk melewati masa – masa krisis tersebut.
Sementara menurut sejarawan Fadli Rahman, sayur lodeh ada sekitar abad ke 10, saat Bangsa Spanyol dan Portugis datang. Kemudian mengenalkan kacang panjang dan jagung. Kemudian masyarakat kita mengolahnya menjadi sayur lodeh.
Versi lain mengatakan, saat wabah pes menghantam hebat Yogyakarta, pada tahun 1931. Sultan Hamengkubowono memberi titah masyarakat untuk memasak sayur lodeh, dan berdiam diri di rumah selama 49 hari. Setelah itu, wabah pes pun berakhir. Kehadiran sayur lodeh ini seperti lelaku kepasrahan pada sang pencipta, serta sebagai penolak bala supaya masyarakat terlindungi dari penyakit dan bencana.
Filosofi yang terkandung dari sayur lodeh
Dibalik kesederhanaan sayur lodeh, terkandung makna filosofi yang dapat kita serap, sebagai penambah ilmu kehidupan yang membuat kita semakin mensyukuri hidup.
Ada tujuh bahan inti yang dulunya dipakai untuk sayur lodeh yaitu:
- Waluh
Waluh adalah sayur yang kaya manfaat, seperti meningkatkan imunitas, mencegah kanker dan lain sebagainya.
Waluh berasal dari kata wal dan luh. Wal berarti membuang, dan luh berarti air mata. Secara keseluruhan waluh bermakna buang air mata, jangan sering mengeluh dan harus lebih sering bersyukur.
- Kacang panjang
Mengajarkan kita untuk menahan diri dan tidak keluar bepergian yang tidak bermanfaat seperti nongkrong.
- Terong ungu
Sayuran yang membantu meningkatkan kesehatan tulang ini. Memiliki mana filosofi supaya tetap eling kepada sang pencipta, dengan beribadah secara rutin.
- Melinjo dan kulit melinjo
Adanya melinjo dan kulit melinjo ini dalam sayur lodeh mengajarkan kita untuk mengenal orang secara dalam, bukan hanya dari sisi luarnya saja.
- Daun so [daun melinjo]
Sementara daun so mendidik kita untuk selektif dalam memilih pergaulan. Lebih baik kita berkumpul dengan orang – orang baik supaya tidak ketularan efek buruknya.
- Tempe
Mengajarkan kita untuk bersabar, serta tangguh saat menerima ujian dariNYA.
- Kluwih
Memiliki makna filosofi, perhatikanlah keluargamu.
Wow, keren banget filosofinya. Ini membuat saya semakin menambah rasa syukur serta perasaan jatuh cinta dengan Indonesia.
Menyenangkan sekali bisa jelajah Nusantara melalui masakan. Selanjutnya, kita kulik resep ldoehnya, kuy.
Resep lodeh jelajah Nusantara melalui masakan part 3
Dalam resep – resep sebelumnya saya sudah banyak share masakan low budget untuk ispirasi menu masakan sehari – hari. Khusus kali ini, saya mau berbagi dua resep sayur lodeh.
Resep lodeh blonceng tahu
Bahan
Blonceng secukupnya, kupas dan potong kotak
4 tahu potong dadu, goreng
1.5 gelas santan
Minyak untuk menumis
Bumbu ulek
4 bawang merah
3 bawang putih
2 kemiri
1 iris jahe
½ ruas kunyit
3 cabe
½ sdt ketumbar
Garam
Kaldu sapi instan bubuk/penyedap
Merica bubuk
Bahan lain
Gula
Cara membuat
Tumis bumbu ulek hingga wangi. Setelah itu masukkan blonceng, tahu goreng serta santan. Adulk rata. Setelah santan mendidih, tes rasa, dan tambahkan gula jika suka.
Kemudian, masak beberapa saat hingga sayur blonceng matang. Lalu angkat dan sajikan.
Resep lodeh nangka ceker
Bahan
1 bungkus nangka muda, rebus, tiriskan
Ceker sesuai seleran
Tetelan ayam [optional]
2 gelas santan
Minyak untuk menumis
Bumbu ulek
3 bawang merah
2 bawang putih
4 cabe keriting
2 kemiri
1 iris laos
1 iris jahe
Terasi sesuai selera
Garam
Bahan lain
Daun salam
Penyedap
Gula merah
Cara membuat
Tumis bumbu halus hingga wangi, selanjutnya masukkan daun salam. Campur rata. Setelah itu, masukkan sayur nangka, ceker dan tetelan. Selanjutnya, tuang santan, gula merah dan kalsu sapi bubuk. Lalu masak hingga ceker matang. Angkat dan sajikan.
Lantas bagaimana menurut kalian resep sayur lodeh, jelajah Nusantara melalui masakan part 3 ini. Semoga kamu suka.
Salam cinta dari Bali