Resep opor ndeso jelajah Nusantara melalui masakan part 6 – Lidah ini melonjak kegirangan, takkala gurihnya santan dan lembutnya ayam, beradu lembut dengan indra pengecap. Nikmatnya paripurna, sampai ke ubun – ubun.
Adalah opor ayam, masakan khas Nusantara, dengan bumbu kaya rempah dan santan nan gurih. Sekilas sajian ini, mirip dengan kari, hanya saja ada sedikit perbedaan bumbu. Makanan yang sering ada saat moment hari raya, menemani ketupat dan sambal goreng ati ampela.
Meskipun saat ini, opor bisa dijadikan lauk low budget sehari – hari, akan tetapi, tetap saja, hampir selalu ada saat hari raya. Rasanya, kurang afdol jika tidak menyajikan opor saat hari raya.
Ada dua jenis opor, yaitu opor putih dan opor kuning. Perbedaannya sederhana sekali, opor dengan kuah putih tidak menggunakan kunyit, sebaliknya, opor dengan kuah kuning menggunakan kunyit.
Baik opor putih dan opor kuning, keduanya sama – sama lezat. Soal isi opor, tergantung selera koki, mau diisi ayam boleh, atau telur, tahu dan tempe juga oke. Lantas, bagaimana dengan opor ikan? Hmm… saya belum pernah mencobanya. Tapi, saya rasa enak, seperti mangut ikan yang saya buat sebelumnya.
By the way, sebelum kita mengulas resep opor ndeso jelajah Nusantara melalui masakan part 6. Bagaimana kalau kita kuliti dulu sejarah dan filosofi opor, buat penambah ilmu kehidupan. Ceila
Sejarah opor ayam
Banyak orang yang menganggap opor ayam berasal dari Jawa timur dan Jawa Tengah. Faktanya, kuliner satu ini merupakan hasil akulturasi dari berbagai budaya dan negara yang meliputi, Cina, Arab dan India.
Dalam perayaan Cap Go Meh, opor ayam putih hadir menemani lontong yang merupakan makanan khas Cap Go Meh.
Sedangkan opor ayam berkuah kuning, merupakan pengaruh dari India. Seperti kita tahu, masakan India menggunakan banyak rempah, seperti kunyit, jinten dan bumbu lainnya. Aroma masakannya pun kuat.
Sementara menurut sejarawan Fadli Rahman, opor merupakan perpaduan masakan gulai khas Arab dan kari India. Masakan tersebut, awal mulanya diperkenalkan oleh para pedagang melalui daerah pesisir yang telah terpengaruh oleh agama islam. Khususnya di daerah Jawa, Sumtra dan Selat Malaka, sekitar abad ke – 16.
Di India sendiri, ada masakan bernama ‘Qorma’, masakan berkuah kental yang menggunakan campuran susu dan yogurt. Kemudian, masyarakat kita yang cerdas dan kreatif, mengadaptasi dengan selera lidah orang Indonesia, yaitu mengganti susu dan yogurt dengan santan dan cenderung lebih encer.
Opor kemudian berkembang. Ayam tidak lagi mendominasi isian opor. Isianya kini lebih variatif dan disesuikan dengan kantong si pemasak. Meski begitu, tak mengurangi soal bumbu dan rasa yang sedap. Kita memang harus mengakui, dibalik kesederhanaan dan kehebohannya, masyarakat kita itu, adaptif dan kreatif untuk tetap survive.
Filosofi opor ayam, jelajah Nusantara melalui masakan
Opor, adalah masakan yang terkenal, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat.
Bahan utama opor yaitu santan dalam bahasa Jawa bermakna “ngapunten” alias memohon maaf.
Jika diamati dan ditelisik lebih dalam, masakan opor tak pernah terlupakan, selalu mengiringi ketupat sebagai sajian utama saat lebaran. Kedua sajian ini benar – benar klop, saling mengisi dan rasanya saling melengkapi. Jika punya ketupat, tak afdol rasanya jika tidak memasak opor.
Makna santan yang berarti ngapunten [memohon maaf] melengkapi makna ketupat, dalam bahasa Jawa ‘ngaku lepat’ yang mengandung makna mengakui kesalahan.
Resep opor ndeso jelajah Nusantara melalui masakan part 6
Dulu, saat Mamah dan Simbah memasak opor ayam. Mereka memiliki kebiasaan memasukkan sayuran dan protein nabati seperti tahu dan tempe.
Secara teori, ini adalah bentuk penghematan dan efisiensi. Baik dari segi untuk menambah volume dan variasi isi opor. Sehingga Mama tidak perlu repot memasak sayur lagi.
Ini juga yang saya lakukan. Jika saya membuat masakan bersantan, sebisa mungkin saya tambahkan sayur. Hahahahha, jadinya lebih praktis cepat. Sekali masak, selesai. Kita juga gak capek mencuci peralatan kotor.
Cekidot resepnya.
Bahan
½ kg daging ayam
4 tahu putih potong dadu, goreng
1 labu siam, potong sesuai selera.
Minyak untuk menggoreng dan menumis
2.5 gelas santan
Bumbu ulek
5 bawang merah
3 bawang putih
2 kemiri bakar
Ketumbar bubuk, dikira – kira saja
Garam
½ ruas kunyit bakar
1 ruas jahe bakar
Jinten sejimpit
Bumbu aromatic
1 iris lengkuas
1 sereh, geprek
2 daun salam
2 daun keruk buang tulang
Bumbu lain
Gula
Kaldu sapi
Micin bila suka
Cara membuat
Tumis bumbu ulek hingga wangi, kemudian masukkan bumbu aromatic, serehm daun salam, lengkuas dan daun jeruk.
Selanjutnya, masukkan ayam, dan santan. Kemudian, tambahkan tahu goreng dan labu siam. Aduk rata.
Setelah itu masukkan gula, kaldu bubuk dan micin, Aduk rata lagi, lalu masak hingga ayam empuk. Angkat dan sajikan.
Cobain deh, siapa tahu kamu suka dengan resep opor ndeso jelajah Nusantara melalui masakan part 6