Mengintip teluk Pantai Geger kala surut – Beningnya laut seperti kristal, dengan hamparan pasir putih, serta dikelilingi oleh tebing – tebing karang yang menjulang tinggi semakin mempercantik keindahan teluk Pantai Geger.
Adalah menyenangkan, jeda sejenak dari hiruk pikuk duniawi, relaksasi duduk di tepi pantai. Membiarkan angin laut menyapa kulit, seraya menikmati deburan ombak serta jajanan lumpia khas Bali.
Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
Bali, selalu saja memberikan kejutan istimewa. Budayanya yang kental, alamnya yang indah, sangat layak untuk diexplore.
Destinasi wisata kali ini, adalah Teluk Pantai Geger, berlokasi di daerah Nusa Dua, tepatnya di Banjar Peminge. Satu lokasi dengan Pura Geger.
Menuju ke sana tidaklah sulit, jalannya mudah diakses. Di sepanjang jalan menuju ke pantai, terdapat hutan kecil dengan tanaman tropis, kira – kira sepanjang 100 an meter.
Di dekat tempat karcis, terlihat beberapa ekor monyet ekor panjang duduk di tepi jalan, menikmati buah pisang. Saya duga petugas di sana yang memberikannya.
Biaya masuknya IDR 5000 per orang, motor IDR 2000 dan mobil 5000, sangat terjangkau sekali bukan?
Dari jalan, birunya laut terlihat sangat cantik. Sekilas, pemandangan itu mengingatkan saya dengan Pantai Green Bowl.
Mengintip teluk Pantai Geger saat surut
Sebelum kami berangkat, saya meminta suami untuk cek pasang – surut ombak di aplikasi yang ada app store. Ini penting sekali, mengingat pantai di sekitaran Uluwatu, berada di bawah tebing, dan menurut saya lebih nyaman dikunjungi jika air lautnya surut, sehingga mudah kami explore.
Kami berangkat dari Jimbaran jam 4.30 sore. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke sana. Meskipun malam minggu, pengunjungnya tidak terlalu ramai, dan ini menyenangkan. Jujur, saya tidak terlalu suka dengan Pantai yang ramai. Sebab gak bisa menikmati alam dengan sempurna. Lebih baik, mencari pantai yang sunyi.
Makanya, saya lebih suka pantai di daerah Uluwatu dan sekitarnya. Alasannya simple, pantai di sini cantik – cantik, alami, berpasir putih, serta dikelilingi dengan karang – karang cantik, dan tentu saja tidak terlalu banyak pengunjung.
Dari parkiran, mata ini sudah disuguhi hamparan laut yang indah. Untuk menuju ke pantai, kamu akan melewati beberapa anak tangga yang terbuat dari beton, dan batu karang yang sedikit curam. Di sini, kamu harus hati – hati supaya tidak tergelincir.
Menariknya, fasilitas di sini lumayan lengkap, ada toilet di beberapa tempat, warung yang menjual jajanan dan minuman di dekat parkiran. Untuk lumpia, harga perporsi 6000 rupiah! Rasanya lumayan enak, bumbunya mlekok di lidah.
Karena saat itu pantai sedang surut, kami bebas expore pantai. Bertelanjang kaki menelusuri pasir pautih di cerukan karang, bermain air dan melompat ke satu batu ke batu lainnya. Di sini air pantainya tenang, sehingga cocok sekali buat berenang.
Berbeda dengan pantai Gunung Payung yang banyak kerang, di sini malah banyak tumbuh rumput laut, termasuk selada laut yang tumbuh subur di atas batu – batu karang, memantik hasrat untuk mencobanya. Yes, setelah mencoba salad bulung boni, saya tergila gila dengan olahan rumput laut.
Tepat di atas karang, terdapat Pura Geger yang berdiri dengan gagah menambah kedamaian teluk pantai geger ini.
Kita lanjut mengulik sejarah Pura Gegernya, yuk.
Sejarah Pura Geger
Pura Geger merupakan sebuah situs suci yang memiliki kaitan erat dengan perjalanan spiritual Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu di Bali.
Konon, sebelum mencapai Uluwatu, Dang Hyang Nirartha beristirahat sejenak di Pura Geger Pesona keindahan dan ketenangan pura ini membuat Dang Hyang Nirartha terpikat. Kemudian bersemadi di bawah pohon sawo kecik yang berada di halaman tengah pura [madya mandala] dan menariknya, sawo kecik itu masih tumbuh subur hingga kini.
Pura Geger berwarna putih, dan dikaitkan dengan pemujaan terhadap Dewa Siwa atau iswara yang sering dilambangkan dengan warna putih.
Tempat suci ini, menjadi tempat penting untuk memohon kesuburan, keselamatan, kerahayuan, serta untuk menggelar Nangluk Merana yaitu upacara penolak bala.
Kalau kamu mau liburan ke Bali, masukkan Teluk Pantai Geger ini ke dalam bucket list kamu, gak bakalan nyesel deh.
Selanjutnya, next tunggu explorasi saya mengolah selada lauk menjadi hidangan rumahan low budget sehari – hari. seblum itu kamu bisa intip resep masakan di kanal Youtube Dapur sukabeda. Atau di Tiktok yang baru saya buat.
Salam cinta dari Bali.