Ketika aku lelah – Beberapa hari ini, aku sangat lelah dan merasa semua pekerjaan yang aku lakukan sia – sia.
Ada satu alasan kenapa aku sekarang lebih senang menyendiri dan tidak terlalu intouch dengan orang lain, semata untuk menjaga mentalku.
Berinteraksi dengan orang termasuk di media sosial memang menyenangkan, bisa berbagi cerita serta kebahagiaan.
Sayangnya, tidak semua orang yang kita temui mengerti dan menerima kita seapa adanya. Jujur saja, kadang aku malas jika sudah mulai mengulik tentang hal sensitive, semisal “pekerjaan, uang, pencapaian dll”.
Awalnya senang, aku langsung merasa tidak nyaman. Kebahagiaan itu hanya sebentar, dan berujung membuatku bersedih. Melihat kesuksesan orang lain itu tidak mudah.
Sementara kaki ini berusaha untuk tetap tegap, meski gemetar mengumpulkan dollar dari menulis novel.
Setelah lama vakum bekerja, kemudian berganti – ganti profesi sesuai kondisi kehidupan, ada banyak tantangan yang kuhadapi.
Orang sering menghina, dan menganggap aku hanyalah beban suami. Karena mereka melihatku diam di rumah, dan menganggap aku tidak bekerja.
“Hey, I am not lazy to earn money. I just not lucky yet. Wait and see my success. You will be amaze with me!”
Gak bisa dipungkiri, cibiran itu sering mematahkan semangat dan membuatku menangis hingga malas untuk berkumpul dengan orang.
Mereka hanya melihat semua dari materi yang kita peroleh, dan menafikan kerja keras yang kita lakukan saat memulai pekerjaan itu. Jujur, kadang suka tak nyaman, jika melihat mereka “pamer: di depan hidung.
Daripada membuat mentalku tersiksa, lebih baik aku menepi dari kerumunan, dan fokus pada diri sendiri. Biarlah dianggap sombong. Asal aku tidak menyakiti orang.
Allah, aku cape
Seperti pertemuan pada minggu lalu, saat aku dan kawan bertemu. Kita keluar hangout. Saat membeli makanan, aku berinisitif membayar duluan. Aku tidak suka membebani orang, dan aku pikir, tidak masalah mentraktik teman, mumpung aku ada uang. Kalau tidak ada, manalah mau aku diajak keluar.
Temenku bilang. “Jangan, aku saja, kamu tidak bekerja.” Mungkin temanku sayang denganku, mungkin dia takut aku tidak punya uang. Jadi wajar dia tidak mau, aku traktir.
Tapi di sisi lain perkataan temanku itu membuatku terluka. Dasar aku keras kepala, aku jawab. “Don’t worry, novelku menghasilkan uang, meski belum banyak. Tapi itu cukup buat uang jajan.”
Selepas itu mood positiveku ketrigger. Aku minder dengan pencapaian teman – temanku. Pulangnya aku menangis. Aku begitu rapuh, ketika mengingat pekerjaan yang kulakukan terasa stagnan.
Sepanjang sisa malam itu, semua keluh kesah, kucurahkan pada ujung sajadah. “Ya Allah, tolong jaga diriku, supaya kuat dan tidak patah semangat. Tolong angkat derajatku dan keluargaku, supaya kami bisa melakukan banyak hal kebaikan di bumi.”
Selepas itu aku dzikir, kupasrahkan semua pada Allah.
Ketika aku lelah dan Allah menghiburku
Kubiarkan beberapa hari diriku, tidak menulis, dan hanya memasak, sehabis itu membaca buku atau menonton film di Youtube.
Hasilnya, badanku pegel – pegel sodara – sodara! Bukannya aku senang, rasa sedihku makin menjadi. Wah ini tidak bisa dibiarkan!
Aku butuh kesibukan, guna melebur pikiran negatif tersebut. Eh, kok otak ini meminta supaya mencari informasi pengganti adsense google!
Aku sudah setahun apply adsense google, dan belum berhasil! Padahal aku pengen blog endahfidiyawati.com menghasilkan uang untuk side hustle masa tuaku nanti.
Nah, di sini hebatnya Allah. Padahal aku kagak ngerti apa – apa, dan semua terasa diarahkan untuk ngeklik – ngeklik informasi. Iseng apply langsung approve dan pasang!
Mulanya bingung, gimana pasangnya. Maklum, saya gak paham IT. Terus trial and error.
JRENG
Mulai tuh muncul iklan di blog! Seneng yes! Meskipun belum tahu hasilnya seperti apa nanti, hal itu sudah membuatku senang.
Ada satu catatan yang kupelajari beberapa hari ini. Jika kamu lelah dengan hidup, terima saja rasa itu.
Sadari, kita bukan malaikat, kita manusia yang punya rasa sedih dan kecewa.
Namun, sadari juga, perasaan itu jangan dibiarkan berlarut – larut, karena akan membelenggu dan membawamu ke titik terendah.
Paksakan terus untuk bergerak, entah itu senam, menulis atau lakukan hal yang kamu suka. Selanjutnya, sering – sering pegang dadamu, minta bantuan Allah supaya tetap menguatkan kamu.
Meski perjalanan ini tak mudah, ada banyak tantangan yang membuat kita menangis, percayalah, Allah selalu bersamamu. Keep terus pikiran positif. dan tahu apa yang terbaik untukmu.
Satu hal lagi, milikilah empati sama orang. Simpanlah semua cerita kesuksesan kamu, jika bertemu dengan temanmu yang sedang struggling mencari pekerjaan atau finansial. Karena tanpa kamu sadari itu akan melukai perasaan mereka.
Jika mau mengobrol. ceritakan saja hal – hal receh yang membuat kalian tertawa.
Yuk sama – sama semangat.
Salam cinta dari Bali