Rasa yang tak bisa bohong tentang spaghetti – Dalam pemilihan bumbu maupun kecap, saya termasuk salah satu orang yang picky, tidak bisa memilih sembarangan. Karena menyangkut soal rasa yang saya suka.
Misalnya kenapa saya memilih kecap Bango daripada kecap sedap. Atau lebih memilih Royco daripada Masako, untuk membuat masakan rumahan low budget sehari – hari? Karena kedua rasa itu lebih pas dan cocok di lidah saya.
Tiap orang memiliki selera sendiri – sendiri. Pun begitu dengan masakan rumahan. Kita tidak bisa memaksakan orang lain suka dengan pilihan kita, sebab semua itu soal rasa yang tak bisa bohong.
Sama seperti hubungan pertemanan. Kita juga punya pilihan dan kesukaan masing – masing. Contohnya saya sendiri. Meski orang menjuluki saya ramah, dan gampang beradaptasi dengan mudah. Aslinya, saya tipikal pengamat, sangat selektif mengijinkan orang orang lain masuk ke dalam circle saya, di mana saya totalitas memberikan perhatian dan kepercayaan.
Semakin berumur, saya semakin menyadari arti sebuah pertemanan. Kita tidak lagi berpikir untuk lebih unggul, menjatuhkan, untuk mendapat rasa paling hebat. Melainkan bagaimana cara kita saling mengisi, serta memberi support saat kawan lemah.
Itu lebih menyenangkan, daripada saling ingin mengungguli. Hidup ini sudah rungsing, tiap orang memiliki strugglenya sendiri – sendiri, tidak ada kehidupan yang sempurna, seperti standart media sosial.
Mungkin saat ini saya mulai di fase, menepi. Di mana tidak mau lagi mencari popularitas, maupun mencari validasi orang, supaya dipandang hebat. Saya lebih memilih fokus pada diri sendiri dan keluarga.
Kadang memang sepi, tapi hati lebih tenang, bisa mengerjakan apa yang kita suka, tanpa mengurusi drama orang lain.
Rasa yang tak bisa bohong tentang spaghetti
Seperti pagi ini, ketika saya menikmati sarapan sederhana dengan perkedel tahu, sayur kacang panjang dan sambal embe. Perasaan bersalah, merayap takkala teringat blog yang dua minggu lebih tidak saya tengok.
Belakangan saya memang lebih aktif membuat video animasi anak – anak di Fidia bedtime story. Tiap hari saya tertantang untuk membuat cerita. Keasyikan ini, membuat saya lalai dalam meng update blog.
Walaupun ada Chat GPT yang mempermudah menulis ataupun mencari ide. Herannya saya lebih suka menulis sendiri. Rasanya lebih enak dan membumi, karena kata – kata itu menyuarakan apa isi hati saya.
Mungkin kamu bisa merasakan energy yang saya bagikan, ntah itu lewat tulisan, suara, cerita maupun pancaran mata. Mungkin kamu tahu, apakah saya sedang percaya diri, hopeless, sedih, bahagia, atau penuh harapan. Karena saya pun begitu. Bisa merasakan rasa yang dipantulkan orang lain, karena rasa yang tak bisa bohong.
Nah, bagaimana supaya rasa yang kita pantulkan tetap baik. Salah satunya adalah dengan cara bersyukur dan menerima seapa adanya diri kita. Termasuk melakukan apa yang kita sukai.
Berbagi adalah hal yang saya sukai. Kali ini resep yang mau saya bagikan adalah spaghetti bumbu kecap. Menu ini bisa kamu jadikan inspirasi makan siang low budget.
Resep spaghetti bumbu kecap
Bahan
Spaghetti secukupnya, rebus sampai aldente
Daun bayam, iris
Kecap manis
Saus tiram sesuai selera
Garam
Kaldu sapi
Minyak untuk menumis
Bumbu iris
¼ bawang bombai
2 siung bawang putih
Telur orak orak, untuk toping
Cara membuat
Tumis bawang bombai dan bawang putih hingga harum. Selanjutnya, masukkan spaghetti, dan daun bayam. Aduk rata.
Selanjutnya, masukkan kecap, saus tiram, kaldu sapi, dan garam. Aduk rata dan masak beberapa saat. Angkat dan beri toping telur orak arik. Kemudian sajikan.
Rasanya, biasa saja, tidak ada yang spesial. berbeda denga spaghetti bola bola tempe yang memiliki rasa istimewa.
Sekedar catatan, dalam mengolah spaghetti, lebih enak dipadukan dengan bumbu tomat yang memiliki rasa, atau dengan bumbu creamy lainnya.
Yah, memang rasa yang tak bisa bohong. Cobain deh, siapa tahu kamu punya pendapat lain.