Apakah ada hubungan antara kesehatan pencernaan dan kesehatan mental? – Hello gaes, pernahkah kamu merasa mual atau tidak nyaman di perut saat mengalami stress atau cemas?
Contoh, tiap mau pulang ke Jember, saya selalu nerveous duluan, memikirkan perjalanan jauh, naik kapal, takut ombak besar dan bau solar yang menyengat, sudah membuat saya tidak nyaman, alhasil baru sampai di Terminal Mengwi saya sudah mabuk perjalanan, hadeh!!
Namun, perjalanan ke Jember kemarin, saya aman sentosa. Meskipun saya pulang sendirian. Hebatnya, saya sama sekali tidak mabuk perjalanan. Padahal kantong kresek sudah siap sedia di tas, wkwkkwkwkw.
Saya sampai mikir, kok bisa, ya?
Setelah itu, saya pikir – pikir, rasa cemas seperti sebelum – sebelumnya tetap hadir, tetapi saya alihkan dengan pikiran positif. Saya sudah membayangkan, di Jember nanti saya bertemu dengan kakak, keponakan, saudara, bisa nyekar ke makam orang tua, serta membeli gatot! Jajanan yang tidak akan saya temui di Bali.
Mungkin, pemikiran positif itu membuat saya antusias. Selama di perjalanan, saya enjoy, meski pantat saya panas duduk di atas bis. Justru, saya jadikan momen itu untuk bermain game, dan mengobrol dengan orang asing.
Ia bener, dengan orang asing. Saya juga heran, ada dua ibu – ibu yang tiba – tiba curhat dan nyaman cerita masalah hidupnya dengan saya. Padahal kami belum pernah bertemu. Kami juga menikmati berbagi bekal makanan, sehingga, saat ombak menggoyang kapal, pikiran saya tetap tenang dan fokus mendengarkan curhatan tersebut.
Selanjutnya, mari kita cari tahu apakah ada hubungan antara pencernaan dan kesehatan mental?
Hubungan antara kesehatan pencernaan dan kesehatan mental
Hubungan antara otak – usus memang tidak bisa dianggap remeh. Keduanya memiliki hubungan dua arah dan saling mengirimkan signal apabila ada masalah.
Otak memiliki pengaruh langsung pada lambung dan usus. Sedangkan saluran pencernaan sangat sensitif merespon emosi. Baik itu kegembiraan, kecemasan, kesedihan maupun kemarahan. Semua perasaan tersebut dapat memicu masalah dalam usus.
Kemudian, usus yang bermasalah dapat mengirimkan sinyal ke otak, sama seperti otak yang bermasalah dapat mengirimkan sinyal ke usus. Hubungan kuat antara otak dan usus disebut gut brain axis.
Sinyal yang dikirim dari saluran cerna ke otak dapat memengaruhi suasana hati, kognisi, dan perilaku.
Usus, yang sering disebut sebagai “otak kedua,” menampung triliunan bakteri dan mikroorganisme lain yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan dan secara unik memengaruhi kesehatan mental.
Menurut Keith Scharf, DO, FACS, FASMBS, direktur bedah bariatrik di Loma Linda University Health, gangguan lambung atau usus seseorang dapat menjadi penyebab kecemasan, stres, atau depresi.
Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mental?
Ada enam langkah sederhana yang dapat kamu terapkan sehari – hari guna menjaga kesehatan pencernaan dan mental.
- Menjaga pola makan. Yaitu dengan mengkonsumsi beragam buah, sayur, biji-bijian utuh, dan makanan fermentasi, makanan berserat, asam lemak omega-3 serta makanan probiotik lainnya, misalnya yogurt yang dapat menumbuhkan bakteri baik.
- Mengurangi stress dan berolah raga secara teratur.
- Berpikir positif
- Mendapatkan tidur cukup saat malam hari.
- Dzikir. Kita semua tahu, dzikir bisa menenangkan hati, Jika hati tenang, maka pencernaan akan menyerap ketenangan, dan tidak menginginkan makanan neko – neko.
- Menghindari alcohol serta zat beracun lainnya seperti tembakau.
Ke – enam faktor tersebut disinyalir dapat membantu kesehatan usus dan kesehatan mental secara keseluruhan. Nah, bagi kamu yang mencari inspirasi masakan low budget sehari – hari, bisa klik di sini.