Terpancing iklan mie keju richeese, membuat saya sengsara. Jiwa saya meronta ronta ingin membeli mie seperti di iklan Mie goreng keju Richeese yang viral.
Sebelumnya, saya sulit tertarik dengan iklan. Akan tetapi setelah melihat iklan Mie Keju Richeese, saya langsung terjebak ingin membelinya.
“Seperti apa sih rasanya? Apa bener seenak itu,” Ada rasa penasaran pingin mencoba mie instant goreng keju. Sebagai penyuka keju ini semacam godaan yang menyiksa.
Dalam bayangan saya, mie keju Richeese pasti memiliki bumbu spesial dengan rasa keju yang kuat dipadu dengan rasa gurih khas. Yang membedakan dengan mie goreng lainnya.
Kemudian bayangan saya malah melantur membayangkan saus keju milik ayam goreng richeese di atas toping mie.
Saus kejunya yang kental, terus diaduk ke mie selanjutnya di makan dengan telur dadar setengah matang. Iler saya ngeces. Halah!
Pas menumpang toilet ke Indomaret, saya kepikiran untuk mencari mie keju Richeese. Tak sulit menemukannya karena bungkus mie gorengnya warna kuning menonjol telah menyedot seluruh perhatian saya. Yes!
Ada 4 Varian rasa yang di tawarkan Nabati sebagai produsennya, mulai dari Richeese mie goreng fire level 0, Richeese mie goreng fire level 3, Richeese mie goreng fire level 5 dan juga Richeese ramen keju fire level 0 yang satu-satunya varian Richeese mi instan model kuah.
Saya memilih Richeese mie goreng fire level 0. Ini untuk mengetahui rasa basic mienya.
Sesampainya di rumah, saya langsung ke dapur dengan excited seperti anak kecil mendapat hadiah permen.
Sambil menunggu air mendidih saya cicipi mie keringnya, rasanya plain. Berbeda dengan Mie Indomie dan Mie Sedap goreng yang gurih.
Malah saya pernah makan mie sedap mentah tanpa bumbu dan habis satu bungkus setelah melihat anak – anak tetangga makan dengan lahap ?.
Back to Mie goreng Richeese. Bumbunya ada 3, bumbu rasa keju, bumbu cabe dan minyak.
Setelah kemasannya dibuka, seperti biasa setelah dituang ke piring.
Bumbu kejunya asin, sedangkan bumbu cabenya dikit banget. Gak tega buat nyicip. Mungkin karena level 0 kali ya. Kemudian minyaknya warnanya bening. Selanjutnya mie matang, setelah ditiriskan, saya campurkan dengan bumbu dan saya tambahkan telur ceplok dan chili oil, bikinan saya.
Ketika mencampur mie dan bumbu, tidak ada bau bumbu menyeruak seperti kedua mie yang saya sebutkan di atas.
Setelah saya cicipi, mienya kenyal, tetapi rasanya “B” saja. Rasa kejunya malah cenderung tidak begitu terasa di lidah.
Tidak ada “sesuatu” yang ngangenin dan spesial, entah itu aroma maupun rasa khas yang meninggalkan jejak memori indah di otak.
Anyway, ini cuma sekedar sharing. Soal selera tergantung masing – masing.
Perut masih lapar, lalu terlintas untuk membuat bihun goreng siram cap cai.